Home » » Berbagi Pengalaman Menjadi Bagian dari Keluarga Orang Lain

Berbagi Pengalaman Menjadi Bagian dari Keluarga Orang Lain

Empat Hari 3 Malam Menjadi Bagian dari Keluarga Mbah Padmo

Menjadi bagian keluarga di salah satu rumah penduduk di desa Ratu boko merupakan bagian dari kegiatan KKL III yang diselenggarakann oleh Pendidikan IPS FISE UNY.  Sebelumya kami pernah melakukan 2 kali kegiatan KKL. Yang pertama di Dataran tinggi Dieng dan yang kedua di Bromo-Bali. Sementara ini adalah yang terakhir dari rangkaian kegiatan KKL. Hari pertama kami langsung diterjunkan ke Desa Ratu Boko. Sesampainya disana, mahasiswa langsung dikumpulkan di pendopo Pendidikan IPS yang terletak tidak jauh dari tempat penduduk yang akan kami singgahi. Setelah mendapat pengarahan dan diperkenalkan dengan induk semang, kami langsung bergegas menuju rumah masing-masing sesuai dengan kelompok yang telah dibagi sebelumnya. Kebetulan saya satu kelompok dengan Hanum, Rara, Yheni, Sapti, Dan Isti Dwi.
Sesampainya di rumah Mbah kakung (Panggilan kami untuk Mbah Padmo) kami langsung di sambut layaknya saudara yang lama didak berkunjung ke rumah beliau. Disana kami langsung disuguhi aneka makanan yang sepertinya sengaja dibuat untuk manyambut kedatangan kami. Sebelumnya beliau mengatakan “anggap saja rumah sendiri”. Mbah Putri (panggilan kami untuk istri mbah Padmo) yang menyiapkan semua hidangan tersebut. Kamipun disana ngobrol dengan hangan dengan mbah kakung dan mbah putri. Kemudian kamipun shalat berjamaan dengan mbah Padmo sebagai imam kami. Setelah shalat keadaan menjadi semakin dekat, kami merasa seperti di rumah sendiri.
Di rumah tersebut hanya dihuni oleh 2 orang yang sudah paruh baya. Kata beliau hari-harinya sepi karna dilalui hanya berdua. Semua anak-anaknya sudah memiliki Istri ataupun suami. Walaupun belum menjadi manusia yang modern, beliau termasuk orang yang sadar akan pendidikan. Terbukti anak-anaknya disekolahkan dengan sekuat jiwa raga untuk menempuh pendidikan tertinggi, bahkan 2 anaknya beliau sekolahkan sampai perguruan tinggi dan sekarang sudah menjadi pegawai negeri. Padahal kebanyakan warga di desa itu berfikir bawhwa nantinya anak-anak mereka meneruskan pekerjaan apa saja yang digeluti oleh orang tuanya, dan kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani. Dalam keluarga ini, mbah kakung bekerja sebagai petani sementara mbah putri berjualan tembakau di pasar Ngijo.
Saya sangat bersyukur dapat menjadi bagian dari keluarga Mbah Padmo selama 4 hari 3 malam. Di sana saya dajarkan bagaimana hidup disiplin dan bekerja keras serta tetap selalu meminta pertolongan terhadap Allah SWT. Setiap hari Si Mbah bangun jam 3 untuk melaksanakan shalat Hajat. Setelah itu Mbah kakung dan mbah puteri menyiapka barang dagangan yang akan dibawa ke pasar sambil menunggu waktu shalat subuh. Setelah berkumandang adzan beliau langsung bergegas menuju masjid, kamipun mengikuti keteladanan beliau. Hari akan terasa indah dan lebih semangat jika kita mau bangun pagi dan shalat subuh. Sepulang dari masjid, mbah kakung mengantar mbah putri ke pasar dan setelah itu pulang dan langsung sarapan bersama kelompok kami. Dalam keseharianya, beliau biasanya masak sendiri. Kesadaran akan kesetaraan gender dalam keluarga ini juga sudah cukup baik. Ketika sang istri tidak bisa menyiapkan sarapan pagi, simbahlah yang menyiapkanya sendiri. Lagi-lagi Saya salut dengan si Mbah.
Matahari sudah memancarkan cahayanya. Kamipun bergegas menuju kebun yang berantakan milik si mbah. Di sana kami membersihkan kebut dengan cara mencabut rumput rumput yang tidak berguna . Akan tertapi karena ketidaktahuan saya, saya malah mencabut tanaman obat yang sengaja di tanam oleh si mbah. Ternyata tanaman obat merupakan cara untuk mengobati penyakit dengan cara herbal. Kata si mbah orang jaman dulu tidak pernah membeli obat melainkan menggunakan ramuan-ramuan tradisional yang dapat diperoleh melalui tanaman obat yang mereka tanam. Kebun si mbah sekarang sudah rapi dan bersih. Meskipun kaki dan tangan kami menjadi sentapan lezat bagi para nyamuk, namun kami menikmati rasa gatal itu dan pulang ke rumah dengan gembira.
Setelah istirahat, kembali kami harus dihadapkan dengan pekerjaan rumah, yaitu membersihkan halaman rumah. Kamipun bagi-bagi tugas, ada yang menyiapkan makan siang, ada yang menyapu, mencabut rumput, ataupun membakar sampah-sampah kering. Kami melakukan itu dengan semangat. Saya jadi teringat ketika berada di rumah. Ini merupakan kegiatan yang sangat jarang saya lakukan. Padahal harusnya jika sedang di rumah, saya harus lebih rajin dari ini. Ketika sedang bersih-bersih halaman saya bertemu dengan mas Danang. Mas Danang adalah tetangga si mbah. Karna kebetulan umur kami tidak jauh beda, kamipun mulai percakapan dengan hangat. Dari percakapan tersebut saya menggali benyak informasi mengenai ratu boko dan masyarakat sekitar ratu boko. Kata Mas Danang Ada beberapa pendapat tentang situs candi Ratu Boko. Menurut mitos masyarakat setempat Ratu Boko dulunya adalah sebuah kerajaan yang dipimpin oleh prabu Boko. Terjadi simpang siur dalam perkembangan sejarah situs Ratu Boko, sebagian ada yang mengatakan bahwa Ratu Boko merupakan sebuah kerajaan, ada juga yang mengatakan Ratu Boko merupakan kawasan Candi dan sebagian lain menceritakan Ratu Boko adalah petilasan. Bukan hanya itu, dalam perkembangan seharah situs Ratu Boko sangat sulit untuk menentukan apakah situs tersebut merupakan peninggalan Hindu/ Budha, karena di satu sisi banyak penemuan yang membuktikan adanya budaya Hindu, tetapi di temukan juga adanya budaya Budha. Perkembangan sejarah yang masih diragukan kebenaranya ini menjadi sisi yang menarik dari pada situs Ratu Boko.
Sorepun berganti malam. Kami awali dengan pergi ke masjid bersama keluarga simbah. Setelah itu mempersiapkan makan malam, lalu kamipun makan  sambil ngobrol. Simbah bercerita tentang kehidupan masa lalunya yang bisa dibilang cukup susah, tetapi apabila dilalui dengan terus bertawakal pada Allah mereka yakin pasti bisa. Jerih payah yang mereka lakukanpun tidak sia-sia. Hal tersebut memberikan motivasii bagiku untuk menjadi orang yang pekerja keras dan pantang menyerah. Walaupun petani, tapi beliau tidak ingin anaknya kelak menjadi petani. Beliau ingin anaknya lebih darinya. Setelah makan malam dan bercerita banyak, kami satu kelompok harus melakukan perkumpulan di pendopo IPS untuk mendapatkan pengarahan akan apa yang harus dilekukan di esok hari.
Sepulang dari dari pendopo kami masing masing kelompok kembali ke rumah masing-masing. Keesokan harinnya hampir sama dengan hari-hari sebelumnya. Yang membedakan, pada hari ini keluarga mbah Padmo kebetulan panen padi. Oleh karena itu, dari pagi sampai menjelang sore saya bersama kelompok bekerja keras di bawah teriknya matahari untuk memanen padi milik mbah Padmu. Kulit saya yang sudah hitampun bertambah hita., tapi saya senang bisa memperingan pekerjaan si mbah. Hasilnyapun cukup memuaskan. Kami mendapatkan 4 karung beras dalam sehari. Cukup untuk makan berbulan-bulan. Padi yang dihasilkan simbah dari sawah yang kami panen tidak dijual melainkan untuk persediaan makan saja. Badan kami sakit, sepulang dari sawah kami mandi dan tidur sampai pagi menjelang.
Hari-hari yang kami laluipun lagi lagi hampir sama dengan yang kemarin kami lalui. Setelah pagi hari mambantu pekerjaan simbah, kami kembali harus mengikuti acara selanjutnya yaitu jalan jalan menelusiri Ratu Boko sembari mendapatkan penjelasan dari dosen. Banyak sekali ilmu yang dapat kami serap dari penjelajahan tersebut, antara lain dari aspek sejarah, geografi, dan sosiologi. Dosenpun menjelaskan terkait dengan bidangnya masing-masing. Misal kita berada di dekat candi, Pak Pardilah ahlinya, sementara apabila di alam bebas, Pak Hadori yang mengambil alih. Perjalanan cukup jauh dan melelahkan. Padahal bekal makanan yang kami bawa hanya sedikit. Dengan melakukan foto bareng bersama teman-teman kiranya dapat melepas penat sesaat.
Penjelajahan finish di pendopo. Kamipun bergegas menuju rumah dan kembali memulai aktifitas seperti membersihkan halaman, masak, dan lain sebagainya. Sebenarnya segala pekerjaan apabila dilakukan dengan senang hati tidak ada yang berat. Malam harinya kami harus mengerjakan laporan untuk dipresentasikan besok di penghujung acara. Sampai jam 2 kami belum bisa memejamkan mata karena dihadapkan pada tugas yang cukum membuat kami stres. Sampai-sampai adzan subuhpun berkumandang dan kemi belum juga selesai mengerjakan laporan itu. Akhirnya tepat pukul 05.30 laporan kali selesai dan bisa istirahat walaupun Cuma sebentar. Dalam pengerjaan laporan, kami bagi-bagi tugas. Dibagi menjadi 2 kelompok kecil. Apabila kelompok pertama cape dan harus tidur, maka kelompok 2 lah yang harus bekerja, demikian juga sebaliknya.
Waktu menunjukan pukul 08.00. kami harus meninggalkan simbah sendirian. Kamipun pamit hanya dengan mbah kakung, karena pada waktu itu mbah putri sudah lebih dulu pergi ke pasar. Hanya mbak Hanum yang sempat berpamitan dengan mbah putri. Walaupun hanya 4 hari di sana, tetapi perpisahan ini terasa sungguh berat bagi saya. Sampai air matapun keluar tidak tahan membendung kesedihanku. Barang-barang sudah kami kemas dan langsung menuju pendopo untuk melakukan presentasi laporan yang kami buat semalam suntuk. Saya ditunjuk teman-teman untuk mempresentasikan hasil. Jujur pada waktu itu saya sama sekali tidak siap untuk melakukanya. Saya groogi, harus berdiri di hadapan dosen, teman-teman, dap para induk semang yang hadir di pendopo. Saya akui presentasi pada waktu itu adalah yang paling buruk di antara kelompok yang lainya. Hal tersebut menjadi motivasi bagi saya untuk lebih baik dari sebelmnya. Pengalaman memang ada yang baik dan ada pula yang buruk. Bagaimana kita menyikapinya untuk menjadi lebih baik dar sebelumnya itulah yang terpenting.

Written by : Your Name - Describe about you

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

2 komentar:

  1. Top Markotop...
    Ambil ilmu kehidupan dari mereka...

    BalasHapus
  2. siiip.....aku pas bali nganti nangis koh. .

    BalasHapus

Blogger templates