Selokan Mataram

1944: Pemerintah Militer Jepang yang ada di Yogyakarta memerintahkan untuk membangun Selokan Mataram. Ini merupakan siasat Sultan HB IX dalam mengelabui Jepang, sekaligus menahan masyarakat Yogyakarta untuk dikirim menjadi pekerja romusha. Sultan menginformasikan bahwa Yogyakarta tidak bisa mendukung politik Jepang, selama tidak ada perbaikan sarana dan prasarana. Alasannya, Yogyakarta terlalu sempit, tanah produktif kurang banyak, karena sebagian kekurangan air sebagian lainnya kelebihan air.

Berdasarkan informasi dari Sultan, pihak Jepang segera mengucurkan dana guna membangun saluran air dar Sungai Progo ke daerah kering yang kekurangan air di Sleman timur. Saluran itulah yang sekarang dikenal "Selokan Mataram". Dalam bahasa Jepang dinamai "Gunsei Hasuiro".